![]() |
Memasuki mucsim pancaroba dari penghujan menuju kemarau, curah hujan di Blora kerap turun mulai siang hari hingga malam. (foto: ilustrasi) |
Jumlah energi panas dari radiasi matahari yang
besar ini membuat Indonesia dan Negara tropis lainnya mempunyai curah hujan tahunan
yang tinggi. Seperti halnya Kabupaten Blora yang juga mempunyai rata-rata hari hujan banyak. Hari hujan terbanyak terdapat pada Kecamatan Blora Kota, yakni 115 hari. Sedangkan curah hujan tertinggi di Kecamatan Kradenan yakni 2.638 mm.
Ada hal unik
yang sering terlewat dari pengamatan masyarakat bahwa hujan yang terjadi di Blora pada umumnya pada waktu siang dan malam hari.
Hal ini sering berlangsung utamanya pada bulan kering (kemarau) ataupun peralihan (pancaroba).
Kejadian seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti pemanasan oleh matahari,
sirkulasi atmosfer, ketinggian tempat, kontras darat-lautan,
dan keberadaan vegetasi. Pengetahuan seperti ini penting karena besarnya pengaruh cuaca terhadap aktifitas masyarakat seperti pertanian,
perdagangan, pembangunan dan lainnya.
Seperti kita tahu bahwa sumber energi bagi makhluk hidup di bumi adalah matahari, energy matahari ini sampai
di bumi melalui proses radiasi gelombang pendek matahari. Matahari memanaskan permukaan bumi baik itu daratan dan perairan. Ketika radiasi matahari ini besar maka penguapan pun akan tinggi.
Uap air ini pun akan naik ke atmosfer akibat aktifitas pemanasan.
Uap air yang naik akan membentuk awan,
dan semakin tinggi penguapan awan akan banyak terbentuk dan terjadi hujan. Angin yang bertiup dari satu tempat ketempat lainnya terkadang juga membawa uap air. Ketika uap
air tadi terhenti di atas wilayah Blora maka awan
pun akan terbentuk. Topografi Blora yang memiliki ketinggian
96-280 m diatas permukaan laut dan didominasi oleh wilayah perbukitan menjadi penahan angin yang melewati wilayah Blora. Hal ini yang membuat Blora mempunyai jumlah hari hujan tinggi
(115 hari dalam setahun).
Angin yang membawa banyak uap air akan tertahan oleh perbukitan
di Blora sehingga akan mendukung tumbuhnya banyak awan hujan. Kabupaten Blora dengan luas wilayah 1820,59 Km², terbesar penggunaan arealnya adalah sebagai hutan yang meliputi hutan Negara dan hutan rakyat,
yakni 49,66 %, tanahsawah 25,38 % dan sisanya digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk, perkebunan rakyat dan
lain-lain yakni 24,96 % dari seluruh penggunaan lahan.
Luasnya wilayah vegetasi yang ada di Blora menjadi factor penyebab tingginya curah hujan
di Blora. Wilayah vegetasi yang didominasi hutan sangat mendukung dalam
proses penguapan.
Kita mengenali proses dasar yang
membentuk awan, yaitu proses penguapan dan kondensasi.
Penguapan adalah proses perubahan air dari fase cair ke fase
gas, dalam kehidupan sehari-hari peristiwa penguapan contohnya saat kita memanaskan
air lama-kelamaan air akan habis menguap di udara.
Pada proses penguapan ini,
panas yang dibutuhkan diambil dari lingkungan.
Sehingga dapat kita pahami bahwa
proses penguapan di atmosfer adalah proses utama masuknya uap
air ke atmosfer. Sedangkan kondensasi atau pengembunan adalah
proses kebalikan dari penguapan, dimana yang terjadi adalah perubahan
air fase gas ke fase cair.
Pada proses ini terjadi pelepasan panas ke lingkungan. Ketika wilayah vegetasi dan perairan terpanaskan oleh matahari maka penguapan akan tinggi dan uap
air akan bergerak terus naik keatas.
Di atas, suhu udara akan semakin rendah dan hal ini akan membantu
proses pengembunan sehingga terbentuklah awan.
Radiasi matahari ke bumi sangat aktif pada pagi hingga siang hari.
Saat itulah temperature bumi mencapai nilai tertinggi dalam sehari dan aktifnya radiasi matahari ke bumi ini sebanding dengan tingginya aktifitas penguapan oleh wilayah perairan dan vegetasi.
Pemanasan permukaan bumi oleh matahari membuat uap
air terus naik ke atas. Selama keadaan atmosfer mendukung seperti cukupnya kelembaban dan tidak adanya angin
yang bertiup kencang akan mendukung tumbuhnya banyak awan,
biasanya jam 11.00 awan-awan ini mulai banyak terlihat menggumpal kecil-kecil
di atas. Awan yang semakin banyak tadi akan mengalami
“keadaan jenuh” dimana awan sudah tidak mampu lagi menahan uap
air di dalamnya dan akhirnya turunlah hujan.
Keadaan jenuh awan ini umumnya terjadi ketika hari sudah menjelang
sore seperti jam 14.00 WIB hingga malam hari. Jadi hujan akan turun pada saat siang dan malam hari
di wilayah Blora ketika keadaan radiasi matahari ke bumi kuat sehingga aktifitas penguapan tinggi
dan awan akan terbentuk aktif hingga sianghari.
Dan keadaan ini sering terjadi ketika musim kemarau atau peralihan dimana radiasi matahari diterima bumi secara maksimal. Yang kedua keadaan atmosfer mendukung tumbuh aktifnya awan seperti kelembaban udara
yang tinggi di atas, angin yang bertiup tenang.
Jadi ketika kita menemukan keadaan seperti dua hal diatas,
maka besar kemungkinan siang hingga malam hari akan turun hujan.
Lebat tidaknya intensitas hujan selain dua factor diatas
juga tergantung seberapa besar ukuran awan,
topografi sekitar wilayah tersebut apakah ada bukit ataupun ada wilayah perairan luas seperti waduk,
sungai, dll. Memperhatikan factor cuaca setiap hari sangat penting bagi kita untuk membantu pengambilan keputusan terbaik dalam kepentingan dan keperluan kitasehari-hari.
Artikel kiriman dari : Teguh Setyawan, Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jakarta asal Blora. (tio-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment