Salah satu sudut Dukuh Ngandong Desa Nglebak Kecamatan Kradenan yang belum teraliri listrik. (foto: dok-ib) |
Seperti yang
dialami warga Dukuh Ngandong Desa Nglebak Kecamatan Kradenan, dimana warga
disini harus memasang kabel secara mandiri dengan tiang bambu untuk menyalurkan
listrik dari desa sebelah.
“Iya, di dapil
saya, masih ada dukuh yang belum tersentuh kelistrikan sama sekali, Dukuh
Ngandong, Desa Nglebak, Kecamatan Kradenan,” kata anggota Komisi C DPRD Blora,
Mulyono, kepada Info Blora, kemarin.
![]() |
Mulyono anggota Komisi C DPRD Blora ingin agar aliran listrik bisa segera masuk ke desa-desa hutan. (foto: dok-pks) |
“Sungguh
memprihatinkan,” ucapnya.
Menurut Mulyono,
sebenarnya pemerintah kabupaten sudah menganggarkan untuk penerangan listrik di
Ngandong, namun terbentur dengan perizinan. Sehingga saat ini warga Dukuh
Ngandong belum dapat sepenuhnya merasakan penerangan listrik.
“Aggaran sudah
(ada), tapi saat ini pemerintah terkendala masalah perizinan dari Perhutani. Pasalnya
jaringan listrik harus melalui wilayah hutan Perhutani KPH Ngawi yang
perijinannya berbelit-belit. Pemkab harus terus berjuang agar warga di desa
hutan ini bisa segera menikmati listrik,” tegasnya.
Tidak hanya
Ngandong, menurutnya kemungkinan masih banyak lagi perdukuhan (perkampungan)
yang hingga kini belum tersentuh listrik di wilayah Blora ini. “Terutama
desa-desa yang berada di tengah hutan,” pungkasnya.
Diketahui wilayah
Kabupaten Blora 48 persen terdiri dari hutan jati yang dikelola oleh Perhutani.
Di dalam hutan tersebut terdapat 83 desa yang memiliki jumlah penduduk hingga
200 ribu lebih.
Untuk Desa
Nglebak sebenarnya sudah ada bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari
Dinas ESDM, namun kapasitas listrik yang dihasilkan belum bisa untuk dinikmati
semua warga desa. (rs-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment