![]() |
Bupati tanaman pohon kelengkeng di halaman belakang SMPN 3 Blora dalam rangka Hari Lingkungan Hidup 2016. (foto: ag-infoblora) |
Hadir dalam acara tersebut Bupati Blora H.Djoko Nugroho, jajaran
Forkopimda, kepala Dinas/SKPD terkait, Perwakilan dari Kemen Ristekdikti Dr.Ir.
Muhammad Arif Yudyanto M.Eng, serta seluruh Sekolah Adiwiyata se-Kabupaten
Blora.
Dalam sambutannya Bupati H.Djoko Nugroho berharap agar tidak hanya
sekolah saja yang menerapkan program Adiwiyata dalam rangka pelestarian
lingkungan. Ia juga mengajak agar seluruh perkantoran Dinas/SKPD juga ikut melaksanakan
program adiwiyata.
“Merawat dan menjaga lingkungan itu kewajiban kita dan harus
diajarkan kepada generasi muda. Sekolah menerapkan program adiwiyata itu sudah
bagus, kini saya ajak juga agar semua perkantoran dinas SKPD juga harus ikut
melaksanakan program adiwiyata ini. Semakin hijaunya lingkungan maka akan
berdampak pada kesehtan kita sendiri,” ujar Bupati.
Terkait Indek Pembangunan Manusia (IPM), Pak Kokok sapaan akrab
Bupati mengimbau agar pemberantasan buta aksara lebih mengutamakan pada
generasi muda, untuk yang usia tua tidak perlu dipaksakan.
“Tugas guru SD mengawal dan memastikan anak didik sampai jenjang
SMP, begitu juga guru SMP bisa mempermudah penerimaan. Jangan mahal-mahal
pendaftarannya, ingat bagi orang kota uang seratus ribu sedikit tetapi bagi
orang desa sangatlah banyak,” himbaunya.
Dikesempatan yang sama Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Blora Ir. Wahyu Agustini, SE, MSi. mengatakan bahwa kepedulian terhadap lingkungan
hayati perlu ditingkatkan dan dibantu dengan adanya Sekolah Adiwiyata.
“Acara ini diselenggarakan sebagai momentum membumikan Sekolah
Adiwiyata dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, serta
meningkatkan kepedulian lingkungan pada siswa siswi,” ujarnya.
Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Blora, Saryani Pujiyanto, S.Pd dalam
sambutannya menyampaikan bahwa dengan adanya Sekolah Adiwiyata ini dapat
meinngkatkan kepedulian siswa siswi terhadap lingkungan sekitar. “Saya ingin
anak-anak nanti bisa menjadi pelopor gerakan pelestarian alam setelah lulus
dari sekolah adiwiyata ini,” ucapnya.
Sementara itu perwakilan Kemenristekdikti Muhammad Arif Yudyanto
terkait pelestarian lingkungan, mengatakan bahwa Blora merupakan wilayah
populasi sapi terbesar ke lima se Indonesia, dengan jumlah 270 ribu ekor. Ia
pun mengajak Masyarakat Blora untuk mengembangkan biogas dari kotoran sapi agar
tidak mencemari lingkungan.
“Sengaja saya datang bawa ratusan kantong plastik yang akan
dibagikan ke siswa sebagai alat untuk contoh pembuatan biogas dan ternyata
anak-anak pada bisa. Saya juga membawa bibit pohon gayam yang rencananya akan
ditanam di Waduk Tempuran,” ucapnya.
Pada acara ini juga digelar pameran hasil daur ulang limbah yang
dilakukan oleh siswa siswi Sekolah Adiwiyata mulai dari SD hingga SMA dan
sedrajat. Barang yang tidak terpakai ini pun dapat dialih fungsikan menjadi
barang yang memiliki manfaat lain selain menjadi sampah. Dilakukan pula
pembuatan biopori serta penanaman pohon Kelengkeng Oleh Bupati Blora Djoko
Nugroho serta Forkopimda di halaman belakang sekolah. (rs-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment