![]() |
Aktifitas giling tebu di Pabrik Gula Blora milik PT.GMM Desa Tinapan Kecamatan Todanan. (foto: ag-ib) |
Seperti
yang terekam pada Selasa siang (7/6) kemarin, truk pengangkut tebu berderet
memanjang antri untuk memasukkan tebu ke mesin giling. Setidaknya setiap hari
ada 300 hingga 400 truk masuk membawa tebu petani.
Presiden
Direktur PT.GMM saat dihubungi menyampaikan bahwa selama musim giling tahun
2016 ini pihaknya menargetkan bisa menyerap tebu hingga 380.000 ton. “Kami
targetkan bisa giling tebu hingga 380.000 ton selama musim 2016. Adapun
kapasitas giling kita setiap harinya maksimal 6000 ton atau 6000 TCD (Tone Cane
Day),” ujarnya.
![]() |
Ratusan truk antri menunggu giliran giling di halaman parkir PG.Blora PT.GMM (foto: hum-gmm) |
Pihak
GMM memastikan musim giling akan berlangsung selama 150 hari kedepan atau
hingga pertengahan Oktober. “Kami utamakan terlebih dahulu tebu-tebu petani
Blora agar bisa masuk. Setelah itu baru membuka peluang tebu dari luar Blora
seperti Rembang, Grobogan, Pati, Tuban, Ngawi dll,” bebernya.
Hal
itu dilakukan karena luas lahan perkebunan tebu di Blora tahun ini menurun jika
didandingkan pada musim giling 2014-2015 lalu. Berdasarkan data yang diperoleh
dari Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Blora, saat ini luas lahan
tebu di Kabupaten Blora tinggal 3.300 hektare.
Sehingga
untuk memenuhi kebutuhan giling pabrik harus mendatangkan tebu dari luar daerah
dan beroperasi selama 24 jam dengan sistem shif pegawai. Sedangkan daya
produksi Pabrik Gula Blora PT.GMM butuh dukungan lahan tebu sekitar 7.000
hektare hingga 10.000 hektare.
Perlu
diketahui, dengan menggunakan teknologi Close Loop Water System pabrik ini
dikenal ramah lingkungan dimana air limbah akan diolah lagi untuk menurunkan
kadar COD (Chemical Oxigen Demand) dan BOD (Biological Oxigen Demand) nya,
kemudian disirkulasikan menuju Waduk Gendhis Tirta Mulya dan dimanfaatkan
kembali guna memenuhi kebutuhan air bersih di area pabrik pada saat produksi.
(rs-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment