![]() |
Test case operasi pasar elpiji 3 Kg di Desa Sonokidul Kecamatan Kunduran. (foto: eny/ag-ib) |
Sejak Senin (13/6) kemarin Hiswana Migas
wilayah Pati yang membawahi Pati, Rembang, Blora, Kudus dan Jepara menggelar
operasi pasar elpiji 3 kg di tiga kecamatan yang sebelumnya dikeluhkan
kesulitan memperoleh gas melon ini.
“Hari ini (kemarin-red) kami mulai
menggelar test case operasi pasar elpiji 3 kg di 3 kecamatan yang disinyalir
terjadi kelangkaan elpiji saat bulan ramadhan. Yakni Kunduran, Kedungtuban dan
Kradenan. Jika dalam waktu satu jam, bisa menghabiskan 200 tabung maka bisa
dikatakan elpiji di wilayah tersebut langka,” jelas Sukma perwakilan Hiswana
Migas saat mengikuti rakor Ekuinda bersama Bupati Djoko Nugroho di Setda, Senin
(13/6) kemarin.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh, dalam
test case operasi pasar elpiji 3 kg kemarin dilakukan oleh PT.Garuda Pratama
Raya di Desa Sonokidul Kecamatan Kunduran. Sedangkan hari ini berlanjut di Desa
Wado Kedungtuban dan Desa Mojorembun Kecamatan Kradenan oleh KPRI Serba Usaha
Migas Cepu dengan harga Rp 15.500 per tabung sesuai dengan SK Gubernur Jateng.
Operasi pasar di Desa Sonokidul kemarin
sempat dihentikan karena turun hujan deras, laku 50 tabung dan dilanjutkan hari
ini. Sementara di Pasar Kedungtuban kemarin warga antusias hingga laku 120 tabung.
“Hari ini di Wado Kedungtuban dan
Mojorembun Kradenan sudah laku masing-masing 145 tabung dan 29 tabung,” ungkap
Agung Nurhananto, salah satu petugas operasi pasar gas elpiji 3 kg, Selasa
(14/6).
Dengan digelarnya operasi pasar ini bisa
diketahui tingkat kelangkaan gas elpiji 3 kg dan penyebabnya. Menurutnya
rata-rata karena masih minimnya pangkalan, sehingga masyarakat biasa beli dari
pengecer yang harganya mahal. “Barangnya ada, hanya saja rantai distribusinya
panjang sehingga harga di pengecer sudah tinggi,” pungkasnya. (rs-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment