![]() |
Pramugi Prawiro Wijoyo menunjukkan piagam penghargaan dari Mendikbud. (foto: dok-dindikpora) |
Penghargaan
diseraghkan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Anies
Baswedan kepada Pramugi dalam acara Perayaan Puncak Bulan Pendidikan dan
Kebudayaan Mei 2016, di Kemendikbud, Jakarta, Minggu (29/5) lalu.
Pramugi
yang juga warga Dukuh Blimbing Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong, Blora,
dinilai sebagai tokoh yang berperan terhadap pemberantasan buta aksara pada
komunitas adat sedulur sikep (samin).
Dalam
acara tersebut beberapa tokoh adat/suku di seluruh Indonesia juga menerima
penghargaan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2016. “Semoga penghargaan itu
menjadi inspirasi bagi segenap masyarakat Blora untuk lebih peduli pada
pendidikan dan memajukan Blora tercinta,” ujar Prima Widodo, staf Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Blora.
Para
pegiat penerima penghargaan Mendikbud untuk bidang literasi pemberantasan buta
aksara di masyarakat adat tersebut antara lain Syafarudin atau Pak Tatung tokoh
masyarakat Suku Talang Mamak Kab. Indragiri Hulu, Riau, Sarpin (Suku Badui,
Banten), Pramugi (Komunitas Adat Samin, Blora, Jateng), Neli Purwani (Suku
Dayak, Kab Seruyan, Kalteng).
Kemudian,
Raden Madi Kusuma (Suku Sasak Bayan, Lombok Utara, NTB), Baharudin Nur (Suku
Kajang, Kab Bulukumba, Sulsel), Adam Pading (Suku Bajo, Kab Konawe Kepulauan,
Sulawesi Trenggara), Isaskar Wenda (Suku Dani Kab Lanny Jaya, Papua), dan Tri
Rini (Suku Anak Dalam, Kab Surolangun, Jambi).
Mendikbud
juga memberi penghargaan kepada para pegiat pendidikan keluarga, perfilman,
peneliti dan pendidikan. Dalam acara tersebut, Kemendikbud juga menerima
peninggalan dari Almarhum Drs. Suyadi atau Pak Raden yang diserahkan oleh
Keluarga Pak Raden, Kartini Sabekti kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar
Farid.
Untuk
diketahui, selain di bidang pendidikan, Pramugi beberapa tahun lalu menerima
penghargaan di bidang lingkungan hidup tingkat nasional. Ia merupakan ketua
adat sedulur sikep (Samin) yang gigih mengentaskan kemiskinan dan
keterbelakangan pendidikan di lingkungannya. (am-SM | Jo-ib)
0 komentar:
Post a Comment