![]() |
Staf Khusus Wakil Presiden Wijayanto Samirin (baju putih) bersama Wakil Bupati Blora (batik coklat) meninjau kandang penggemukan sapi di Jetis Blora. (foto: ag-infoblora) |
Hal tersebut diungkapkan Staf Khusus
Wapres Wijayanto Samirin MPP saat mengunjungi kandang penggemukan sapi milik
Pak Naim di RW 04 Kelurahan Jetis, Blora, Senin (16/5) kemarin bersama Wakil
Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si dan jajaran SKPD.
“Harga daging sapi di Indonesia ini
paling mahal se dunia. Di Amerika, daging sapi 1 kg dihargai 2 dollar. Tetapi
di Jakarta 1 kg daging harganya mencapai Rp 120 ribu. Ini sangat mahal, dan
Blora harus bisa memanfaatkan ini untuk meningkatkan perekonomian daerah. Apalagi
jumlah sapi di Blora sangat banyak,” ujar Wijayanto.
![]() |
Sapi Blora dengan bibit unggul siap digemukkan untuk pemenuhan kebutuhan daging. (foto: ag-infoblora) |
“Pengalaman saya di Tuban, disana Holcim
membeli lahan 200 ha untuk operasionalnya. Namun 10 persen dikembalikan untuk
menyejahterakan masyarakat sekitar dalam bentuk peternakan. Beberapa kelompok
ternak dilatih, dan setelah sukses mereka dilepas dan difasilitasi untuk
membuat usaha penggemukan sapi secara mandiri,” lanjut Wijayanto.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian
Perkebunan Peternakan dan Perikanan (Dintanbunakikan) Blora Reni Miharti dalam
kesempatan itu mengatakan bahwa program dari pemerintah pusat sudah ada untuk
pembentukan peternakan di Blora.
“Program Pusat, Blora termasuk 5
Kabupaten di Jateng yang akan dijadikan percontohan peternakan sapi. Kami sudah
siapkan di Desa Pengkolrejo Japah. Hanya saja kami masih terkendala rumah
potong hewan (RPH). Blora belum memiliki RPH yang memadai,” ucap Reni Miharti.
Pihaknya sedang mengajukan rencana
pembangunan RPH modern di Blora agar hasil peternakan sapi bisa dijual dalam
bentuk potongan daging. Keuntungan ternak penggemukan sapi menurutnya lebih
tinggi jika dijual dalam bentuk daging, daripada dijual per ekor dalam keadaan
hidup.
Ketika mengunjungi peternakan kambing peranakan
etawa di Dukuh Blimbing Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong, Wijayanto Samirin
kembali terperangah. Ia takjub melihat peternakan warga sedulur sikep yang
tertata bagus di dalam kandang panggung.
“Ini bentuk peternakan lokal yang bagus.
Bisa menjadi contoh untuk wilayah di desa-desa lainnya. Semoga Pemkab bisa
terus mendorong peternakan ini. Potensi yang besar, baik jumlah ternak ataupun
pakan ternak yang melimpah di alam jangan disia-siakan,” pesannya.
(rs-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment