![]() |
Sang juara lomba sapi PO di Lapangan Desa Gedongsari Kecamatan Banjarejo foto bersama Bupati Blora. (foto: af-infoblora) |
Untuk
mendorong upaya tersebut, Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan
(Dintanbunakikan) Blora pada Senin (23/5) kemarin menyelenggarakan lomba ternak
sapi potong bibit jantan dan betina peranakan ongole (PO) hasil inseminasi
buatan (IB) yang digelar di lapangan Desa Gedongsari Kecamatan Banjarejo.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Blora H.Djoko Nugroho didampingi
Kepala Dintanbunnakikan Blora Ir. Reni Miharti M.Agr.Bus, Kabid Produksi Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Ir. Haryanta Nugraha serta Forkopimcam
Kecamatan Banjarejo.
Dilokasi lomba
sapi, Bupati mendorong adanya peningkatan daya saing produksi sehingga diharapkan
dapat menghasilkan ternak yang lebih berkwalitas serta dapat menyediakan stok
bibit pengganti induk-induk yang sudah tua atau tidak produktif secara swadaya.
“Blora ini
dikenal gudangnya sapi, tetapi kenapa kalah dengan daerah lain dalam hal
memasok daging sapi. Harus ada perbaikan pengelolaan baik dari kualitas
pembibitan dan manajemen penggemukan. Lewat lomba ini semoga para peternak bisa
saling bertukar ilmu, yang menang jangan sombong tetapi ditularkan ilmunya
kepada peternak lainnya,” ujar Bupati.
Tak hanya
itu, Pak Kokok juga berharap para peternak pembibit sapi PO bisa terus berkelanjutan
mengembangbiakan anakan sapi sehingga menghasilkan bibit ternak yang unggul dan
produktif serta sapi potong yang aman, sehat dan halal.
Ditempat yang
sama Kepala Dintanbunakikan Reni Miharti mengajak para petugas lapangan agar bisa
membantu para peternak untuk menghasilkan sapi dengan kualitas unggul. “Petugas
lapangan harus terus mendampingi peternak untuk bersama-sama menghasilkan sapi
yang sehat dan gemuk. Kalau bisa bukan hanya gemuk dan sehat, tetapi juga banyak
jumlahnya dan berkualitas,”ucapnya.
Sementara itu
Kabid Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Ir. Haryanta
Nugraha menyatakan bahwa saat ini sektor peternakan Blora belum bisa mewakili
tingkat Nasional, sebab secara kwantitas unggul tetapi secara kwalitas masih
kalah dengan wilayah lain di Jawa Tengah.
“Blora belum bisa mewakili Jawa Tengah ke tingkat pusat, baik dari sapi domba maupun dokter hewannya. Untuk itu kedepan Pemprov Jateng akan mendukung pengembangan peternakan di Blora,” ujarnya.
Diinformasikan
juga oleh Haryanta Nugraha bahwa Blora ditunjuk oleh Menteri Pertanian sebagai
salah satu daerah pengembangan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) untuk mensuplai
daerah lain. Sehingga pemerintah terus didorong untuk melakukan pendampingan
dan pembinaan terhadap peternak mulai pembibitan, penggemukan hingga
pemasarannya.
Pemkab
sendiri juga akan mengupayakan adanya rumah pemotongan hewan (RPH) yang
mumpuni. Pasalnya hingga saat ini Blora belum mempunyai RPH yang memadai,
padahal dikenal sebagai pusat sapi di Jawa Tengah.
Adapun untuk
lomba sapi kemarin yang dilombakan ada 3 kategori, yakni bibit PO betina, bibit
PO jantan, sapi terbesar, serta hasil inseminator teladan. Hasil lomba untuk
kategori PO betina Juara 1 sapi milik Priyo dari Kecamatan Kunduran, Juara 2
sapi milik Jadi dari Kecamatan Kradenan dan Juara 3 sapi milik Radiyo dari
Kecamatan Randublatung.
Untuk kategori
PO jantan, juaranya sapi milik Kasno dari Kecamatan Todanan, juara 2 sapi milik
Eko dari Kecamatan Japah, juara 3 sapi milik Nganto dari Kecamatan Kradenan.
Sedangkan kategori Eksotik juara 1 nya sampi milik Sukarjo Kecamatan Kunduran dengan
berat 796 kg (unggul dari segi perawakan dan potensi produktif), juara 2 sapi
milik Mulyono dari Kecamatan Banjarejo dengan berat 796 kg dan juara 3 sapi
milik Karmadi Kecamatan Blora dengan bobot 747 kg.
0 komentar:
Post a Comment