![]() |
Para pedagang membentangkan banner penokalan pemindahan Pasar Induk Blora, Kamis (31/3) kemarin. (foto: am-sm) |
Kamis (31/3) kemarin belasan pedagang
mengungkapkan penolakannya agar Pasar Induk tidak dipindah ke Gabus. Bahkan
Tarwa Saladin sendiri yang mengungkapkan alasan penolakan karena takut pembeli
semakin sepi.
“Secara tegas kami menolak dipindah. Pasar
Induk Kabupaten pada umumnya berada di tengah kota dekat dengan Alun-alun. Tapi
kok ini malah akan dipindah. Terlebih saat ini saja pembeli yang masuk ke dalam
Pasar Blora relatif sepi, apalagi kalau dipindah di Gabus kami kawatir pembeli
semakin jarang. Mengingat Gabus bukan jalur utama angkutan umum,” ucap Tarwa
Saladin.
Begitu juga dengan Prionggo, pedagang
lainnya yang mempertanyakan kebijakan Bupati Djoko Nugroho yang akan memindah Pasar
Induk Blora ke kawasan Gabus.
“Saya heran dengan Pak Bupati,
sebelumnya kami sudah sepakat ketika Pasar akan dibangun lebih modern oleh
Penjabat Bupati Ihwan Sudrajat. Namun setelah digantikan Pak Kokok kok malah
berubah, Pasar akan dipindah. Kami butuh kejelasan karena pemindahan pasar ke
Gabus yang berada di pinggiran kota pasti membuat jarak pembeli semakin jauh,”
keluhnya.
Dirinya mengaku hingga saat ini belum ada sosialisasi dari
pemerintah terkait rencana pemindahan pasar. Mereka mengetahui rencana tersebut
hanya melalui pemberitaan media lokal yang ada di Blora.
Sementara itu. Secara terpisah Kepala Disperindagkop UMKM
Kabupaten Blora, Maskur ketika dihubungi hanya memberikan tanggapan ringan
terkait penolakan pemindahan pasar yang dilakukan para pedagang.
“Pemindahan pasar memang hal baru yang perlu penyesuaian. Pro
kontra itu biasa, karena mereka belum paham betul bagaimana konsep pemindahan
dan penataan pasar kedepan. Pemkab nantinya juga akan mengatur jalur angkutan
umum dengan membuat sub terminal di kawasan Gabus. Nanti akan disosialisasikan,
mudah-mudahan para pedagang bisa paham,” jelasnya.
Bupati H.Djoko Nugroho sebelumnya beberapa kali dalam berbagai
kesempatan menyatakan bahwa pemindahan pasar ke Gabus merupakan salah satu
upaya penataan kota. Karena menurutnya pasar lama sudah terlalu semrawut dengan
lahan yang terbatas dan sering menimbulkan kemacetan karena banyak pedagang
yang tak tertampung dan berjualan di bahu jalan.
Ia menginginkan Pasar Induk Blora ditempatkan di lahan yang lebih
luas disertai kawasan parkir dan bongkar muat perdagangan yang memadai. Diatur
sesuai blok jenis dagangan yang terintegrasi dengan sub terminal dan pasar
burung. (tio-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment