BLORA. Penderitaan bayi usia 2 bulan bernama
Yemima Fara Natalia yang menderita penyakit Hydrocephalus,
anak pertama pasangan Partono (28) dan Rahayu Widasari (18) warga Dukuh Gabeng Desa Pengkolrejo Kecamatan Japah,
sungguh sangat berat.
Bayi yang lahir pada 8 Januari 2016 lalu
seberat 2,7 kg dengan cara operasi caesar
ini terganggu pertumbuhannya karena kepala yang terus membesar akibat
penumpukan cairan di dalam otak. Orang tua bayi hanya bisa pasrah dengan
keadaan anaknya tersebut karena keterbatasan biaya pengobatan.
Menyikapi kondisi tersebut, Wakil Bupati
Blora H.Arief Rohman M.Si atas arahan Bupati H.Djoko Nugroho pada Rabu siang
tadi (16/3) memutuskan untuk menjenguk bayi Yemima di rumahnya bersama dengan Kabag Humas Protokol Irfan Iswandaru, Kepada Dinas Kesehatan, Puskesmas Japah, Camat Japah, dan Kades Pengkolrejo.
Dihadapan Wakil Bupati, ibunda Yemima,
Rahayu Widasari menjelaskan bahwa anaknya tersebut hanya bisa menangis karena
merasakan sakit dan kepalanya yang semakin berat. “Usianya baru dua bulan,
sehingga kepalanya belum terlalu keras. Justru membesar dan lunak. Kami takut
jika terjadi sesuatu pada anak kami,” ucapnya.
Menurutnya, sejak usia kandungan 9 bulan
dokter sudah mengatakan bahwa ada di dalam kepala bayi ada sebuah cairan hitam.
“Saat lahir kondisinya normal, namun setelah itu lama lama kepalanya membesar
hingga sebesar ini,” lanjutnya sambil menggendong Yemima.
Sebelumnya sudah pernah dibawa berobat
ke Rumah Sakit Elizabeth di Semarang. Namun dokter disana tidak berani
melakukan tindakan operasi karena usia bayi yang masih terlalu muda, apalagi
resikonya sangat berat dimana kondisi kepala bayi masih lunak. Tulang
tengkoraknya belum sempurna.
Mendengar cerita Rahayu, Wakil Bupati
langsung berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan dr.Henny Indriyanti untuk
melakukan pendampingan pengobatan ke rumah sakit. “Coba nanti agar dilakukan
pendampingan pengobatan, biar diurus Dinas Kesehatan. Semoga bisa dirujuk ke
rumah sakit yang ahli tentang penyakit Hydrocephalus. Jika memang nanti butuh biaya besar, akan dicarikan donatur,”
ucap Arief Rohman.
Sementara itu Kepala Dinkes Blora
dr.Henny Indriyanti belum bisa bicara banyak tentang bagaimana langkah
pengobatan yang bisa dilakukan. “Langkah medisnya nanti kita tunggu dokternya.
Yang jelas kami dari Dinkes dan Puskesmas nanti akan mendampingi dan
memfasilitasi agar bisa dilakukan pengobatan ke RS Sarjito di Jogja. Semoga bisa sembuh,” ujar
dr.Henny.
Dalam kunjungan tersebut Pemkab Blora
juga menyerahkan sejumlah bantuan dana sosial dan beberapa perlengkapan bayi,
susu, serta sembako kepada keluarga Partono. “Terimakasih atas kehadiran Pak
Wakil Bupati, kami hanya berharap anak ini bisa hidup dengan normal kembali,”
ucap Rahayu.
Sekedar diketahui, penyakit
Hydrocephalus disebabkan oleh penumpukan cairan di dalam otak. Cairan yang
bernama cerebrospinal tersebut umumnya mengalir di dalam ventrikel atau rongga
otak, berfungsi membasahi otak dan tulang belakang. Namun karena berlebihan,
cairan ini bisa menekan otak bayi, menyebabkan kerusakan, gangguan fisik dan
mental hingga kematian. (rs-infoblora).
0 komentar:
Post a Comment