![]() |
Bupati Blora H.Djoko Nugroho menyampaikan 5 usulan pembangunan dalam acara musrenbangwil yang dihadiri Gubernur Ganjar Pranowo. (foto: ag-infoblora) |
“Dalam kesempatan yang berbahagia ini,
mohon ijin Pak Gubernur saya ingin menyampaikan 5 permasalahan pembangunan yang
harus diselesaikan dengan dukungan pemerintah provinsi supaya bisa segera
teratasi. Pertama soal pembangunan jalan hutan, kedua pemerataan jaringan
listrik desa hutan, ketiga pengaktifan bandara Ngloram, keempat pembangunan
jembatan Bengawan Solo di Blora Selatan, dan terakhir tentang pemanfaatan air
Bengawan Solo menuju Randublatung dan Jati untuk mengatasi kemarau,” ucap
Kokok.
Menurutnya, 48 persen wilayah Kabupaten
Blora terdiri dari hutan dan banyak warga yang tinggal di pedesaan tengah
hutan. Mereka butuh akses jalan yang baik untuk memasarkan hasil buminya ke
kota. Selama ini jalan desa hutan berstatus milik Perhutani sehingga Pemkab
tidak bisa memperbaikinya.
“Saya ingin, bisa atau bisa mulai tahun
depan semua jalan perhutani penghubung desa akan saya bangun. Semoga Perhutani
bisa memahami kondisi warga masyarakat Blora, sehingga proses perijinannya bisa
cepat,” ujarnya.
Begitu juga dengan permasalahan listrik,
dimana hingga sampai saat ini masih ada puluhan dusun atau desa tengah hutan
yang belum bisa menikmati aliran listrik. Pemkab selalu kesulitan jika ingin
mendirikan tiang listrik di tanah milik Perhutani.
“Perijinannya setahun baru selesai,
padahal hanya untuk memasang tiang listrik guna panerangan rakyat. Semoga Pak
Gubernur bisa membantu agar turut mbisiki Perhutani supaya prosesnya cepat,”
lanjut Kokok.
Kemudian masalah pengaktifan bandara Ngloram,
ia mengatakan bahwa dirinya sudah sempat ngobrol sama gubernur. Intinya Pemprov
mendukung dan bersama-sama ikut melakukan komunikasi agar bekas lapangan
terbang milik Kementerian ESDM tersebut bisa segera diaktifkan. “Tahapan pengalihan status sedang terus dilakukan,
kalau bisa diserahkan ke daerah saja,” ungkapnya.
Khusus untuk wilayah Blora Selatan
pihaknya ingin membuka akses perekonomian dengan membangun jembatan Bengawan
Solo penghubung Desa Medalem Kecamatan Kradenan menuju Kecamatan Ngraho
Bojonegoro.
“Jembatan penghubung 2 kabupaten dan 2
provinsi ini sangat penting dibutuhkan. Pertama, dengan jembatan nantinya
memangkas jarak 40 km karena selama ini mereka harus muter jauh lewat Cepu jika
ingin ke Jawa Timur. Kedua, wilayah Blora Selatan adalah lumbung padi sehingga
butuh akses ekonomi yang baik guna pemasaran hasil-hasil pertanian.
Pembangunannya pun harus didukung
Pemprov Jateng dan Jatim, serta Bojonegoro,” ungkapnya.
“Saya juga ijin akan memanfaatkan air
Bengawan Solo untuk mengatasi kekeringan di Randublatung dan Jati yang setiap
tahun terjadi disaat musim kemarau. Air akan disedot melalui pipa untuk
diisikan ke embung besar di Randublatung dan dialirkan hingga Jati. Jati ini
wilayah penghasil jagung nomor 2 se Jawa Tengah, sehingga perlu dukungan
irigasi pertanian yang cukup,” bebernya.
Mendengar paparan Bupati Kokok, Gubernur
Ganjar Pranowo pun menyetujui semua program pembangunan yang diusulkan. “Kita
akan bantu, mana saja yang butuh dukungan provinsi silahkan disampaikan proposalnya.
Khusus untuk jalan hutan, ini mumpung ada Perhutani silahkan dikomunikasikan
agar perijinan pembangunan jalan desa hutan bisa segera diproses,” jelas Ganjar
Pranowo. (ag-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment