![]() |
Kondisi sejumlah bibir tanggul Bengawan Solo di Kecamatan Cepu yang kritis dan rawan longsor berpotensi menimbulkan banjir luapan. (foto: tio-infoblora) |
Sebagai
tahap persiapan pembangunan, saat ini Pemkab tengah melakukan pembebasan lahan
milik warga di pinggiran sungai sepanjang 1,6 kilometer. Secara bertahap
pembebasan lahan dilakukan di wilayah 3 desa yang berada di tepi sungai, yakni
Desa Nglanjuk, Desa Sumberpitu dan Desa Getas.
“Pada
akhir 2015 kemarin sudah dilakukan pembebasan lahan milik 30 warga. Mereka
diberikan ganti untung sesuai harga tanah, bukan ganti rugi. Harga yang
diberikan kepada warga sangat layak, bedasarkan dari penilaian tim Appraisal,”
ungkap Camat Cepu, Mei Naryono, Sabtu (2/1) kemarin.
Menurutnya
pembangunan tanggul sepanjang 1,6 km tersebut perlu membebaskan 71 petak lahan
milik warga. “Sisanya akan dibebaskan awal tahun 2016 ini dengan anggaran dari
APBD Blora 2016,” lanjut Mei Naryono.
Ia
menyatakan bahwa anggaran pembangunan tanggul Bengawan Solo berasal dari ABPN
Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Sedangkan
pembebasan lahannya menggunakan anggaran dari APBD Kabupaten didukung APBD
Provinsi Jateng.
“Kalau
tidak ada halangan dan pembebasan lahan bisa berjalan lancar, secepatnya
pembangunan tanggul akan segera dimulai. Ini demi warga masyarakat juga agar
tidak terdampak banjir luapan sungai Bengawan,” pungkas Mei Naryono.
Sekedar diketahui, setiap puncak
musim hujan Sungai Bengawan Solo selalu berarus deras dan debit airnya tinggi
hingga rawan meluap ke pemukiman penduduk. Wilayah Desa Nglanjuk, Sumberpitu
hingga Getas merupakan daerah rawan yang sering terdampak banjir luapan sungai
sehingga tanggul perlu diperkuat dan ditinggikan.
Pada tahun-tahun sebelumnya
pembangunan tanggul Bengawan Solo juga telah dilakukan di pinggiran wilayah
Kelurahan Cepu dan Balun. Kini saatnya dilanjutkan ke arah Nglanjuk, Sumberpitu
dan Getas. (tio-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment