![]() |
Akmal, salah satu dalang cilik asuhan Sanggar Seni Cahyo Sumirat saat tampil di Gedung Sasana Bakti belum lama ini. (foto: tq-ib) |
Ialah Cahyo Sumirat, sebuah sanggar seni kecil yang berada di Dukuh
Pangkat Desa Purwosari Kecamatan Blora Kota yang kini giat mendidik
dalang-dalang cilik untuk menjadi generasi penerus dunia pedalangan wayang
kulit di Kabupaten Blora.
Dibawah bimbingan Ki Nuryanto, sanggar seni Cahyo Sumirat yang
berdiri sejak tahun 2012 ini tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga kini
telah memiliki anak didik para dalang-dalang cilik sebanyak 15 orang, dalang
dewasa 3 orang, bahkan hingga sinden cilik 2 orang.
“Awalnya saya tidak ada niatan untuk mendirikan sanggar pedalangan
untuk belajar memainkan wayang. Namun pada tahun 2012 ada seorang dalang cilik
yang meminta saya untuk mengajari bermain wayang. Mungkin karena anak ini cocok
dan merasa nyaman saya ajari, sehingga teman-temannya pun ikut bergabung. Dari
situlah akhirnya banyak masukan agar saya mendirikan sebuah sanggar pedalangan
yang akhirnya diberi nama Cahyo Sumirat,” jelas Ki Nuryanto.
![]() |
Para dalang cilik asuhan Sanggar Seni Cahyo Sumirat. (foto: rs-ib) |
“Saat belajar di Cahyo Sumirat, semua dalang-dalang cilik tidak
hanya saya ajari tentang materi pewayangan. Namun juga seni karawitan serta
gending-gending jawa yang sering dijadikan iringan pementasan wayang. Mereka
juga diajarkan tembang (lagu-red) jawa layaknya seorang sinden, karena seorang
dalang juga harus bisa nembang,” lanjutnya.
Ia beranggapan bahwa seni pewayangan itu sangat kompleks, terdiri
dari dalang, seni karawitan dan sinden yang saling bekerjasama menampilkan
pertunjukan wayang sehingga tampak apik dan menghibur.
Dengan dukungan sang istri, Mbak Eny Wulandari yang juga seorang
sinden terkenal di Blora. Keberadaan sanggar seni Cahyo Sumirat semakin lengkap
untuk mendidik para seniman cilik termasuk para sinden.
Dalam seminggu, anak-anak yang belajar di sanggar seni Cahyo Sumirat
berlatih rutin 3 kali pada hari Rabu, Kamis dan Minggu. “Rabu dan Kamis
berlatih di sanggar seni yang ada di Dukuh Pangkat Desa Purwosari. Sedangkan
pada hari minggunya berlatih karawitan di GOR Mustika dengan memakai gamelan
dari Bidang Kebudayaan DPPKKI Blora,” ungkapnya.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada Bidang Kebudayaan DPPKKI
Blora yang telah memberikan dukungan fasilitas pembelajaran kesenian jawa berupa
peminjaman gamelan yang ada di komplek GOR Mustika. Ini merupakan sebuah
dukungan yang baik untuk anak-anak agar lebih semangat belajar kesenian
adiluhung warisan leluhur kita,” ucap Ki Nuryanto.
Hingga saat ini sederet prestasi juga telah dicetak oleh Sanggar
Seni Cahyo Sumirat, diantaranya pada tahun 2012 sudah berhasil meraih Juara 2
Festival Dalang di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kemudian pada tahun
2014 berhasil meraih predikat penyaji terbaik dalam Festival Dalang Blora.
“Pada tahun 2015 pertengahan kemarin anak didik kami juga
mendominasi kejuaraan Festival Dalang Bocah kategori SD-SMP yakni meraih juara
II dan harapan I,” bebernya.
Terakhir saat tampil di Parade Dalang Blora 2015, hari Kamis
(24/12) lalu di Gedung Sasana Bakti, Sanggar Cahyo Sumirat yang tampil lengkap
dengan para dalang cilik dan sindennya berhasil meraih juara 2 dengan lakon
Lahire Sang Wisanggeni.
![]() |
Anak-anak sanggar seni Cahyo Sumirat saat berlatih gamelan pengiring wayang kulit. (foto: tq-ib) |
Seperti halnya yang ia lakukan saat menerima “tanggapan” pentas di sebuah desa, Ki Nuryanto selalu menyertakan
para dalang cilik untuk tampil sebagai pembuka sebelum dirinya pentas
semalaman.
“Biasanya pada siang harinya dalang-dalang cilik ini saya ajak untuk
unjuk kebolehan. Malamnya baru saya yang main, dan mereka ganti menonton. Semua
itu sebagai media untuk menambah pengalaman dan jam terbang bagi mereka. Tidak
ada paksaan, namun anak-anak sendiri dengan dukungan orang tuanya yang semangat
untuk ikut tampil mendalang,” tambahnya.
Pada Agustus kemarin beberapa dalang cilik yang ada di bawah
asuhan Sanggar Seni Cahyo Sumirat juga mengikuti acara Temu Dalang Cilik
Nusantara 2015 di Solo. Dimana dalam kegiatan ini para dalang-dalang cilik se
Indonesia berkumpul untuk bertukar ilmu, saling mengenal, dan belajar bersama
kerjasama dengan Pepadi.
Sementara itu untuk sinden cilik, pada Festival Sinden Idol 2015
juga berhasil memperoleh juara saat lomba dilangsungkan di Kota Semarang.
Sinden cilik Blora dibawah asuhan Sannggar Cahyo Sumirat yakni Nyi Mayang yang
masih sekolah di SMKI Solo ini berhasil mengalahkan para pesaingnya dari
Jateng, Jatim dan DIY.
“Kami di Sanggar Cahyo Sumirat sangat membuka lebar pintu belajar
bagi siapapun yang ingin mempelajari dunia seni pewayangan. Karena belajar itu
tidak mengenal batasan usia dan waktu. Asal ada kemauan ya monggo kita sinau
bareng-bareng disini,” pungkasnya. (rs/tq-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment