BLORA. Adanya ontran-ontran wacana pemindahan makam Ki Samin
Surosentiko dari Puncak Gunung Putri Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, ke
Bojonegoro, memiliki ragam makna meski wacana tersebut hanya isapan jempol
belaka.
Peneliti Samin dan Dosen STAIN Kudus, Doktor Moh Rosyid
mengatakan, wacana itu memunculkan sejumlah pertanyaan jika benar atau
pemindahan terealisasi. Dia menegaskan, dalam dunia Samin tidak mengajarkan
ziarah kubur sehingga pola perawatan makam tidak diajarkan.
Menurut Rosyid, dalam ajaran Samin, pascakematian, manusia
mengalami tahap reinkarnasi. Yakni menitis pada anak cucunya. Bila tatkala
orang Samin hidup mampu melaksanakan perintah ajaran dan meninggalkan larangan
ajaran, maka ruhnya akan menitis pada anak cucu. Anak cucunya menjadi orang
yang berperilaku baik.
“Begitu pula sebaliknya, bila tatkala hidup tidak taat ajaran
maka ruhnya akan menitis/menempel pada tetumbuhan atau hewan yang menjadi
predator bagi makhluk hidup,” ujarnya, Minggu (25/10) kemarin.
Rosyid menduga wacana pemindahan bukan karena keinginan wong
Samin, tapi upaya menambah situs wisata budaya dan religi di daerah yang dituju
untuk pundi-pundi rupiah. Idealnya, tandas Rosyid, masih banyak hal yang harus
dioptimalkan kaitannya dengan generasi Samin. Yakni menyejahterakan
kehidupannya agar tidak terbawa pada eforia kehidupan masa kini yang rentan
terjadi pindah dari ajaran Samin.
Upaya menyejahterakan ekonomi dengan tetap menetap di kampung
halamannya merupakan kewajiban mendasar bagi pemkab bila tetap ingin
melaksanakan amanat Presiden Jokowi tatkala singgah di kampung Samin di Dukun
Karangpace, Desa Klopoduwur, Blora, yakni dilindungi dari faktor perubah
karakter agar tetap berjati diri Samin.
(baca juga: DPPKKI Blora Pastikan Pemindahan Makam Samin ke Bojonegoro Hanya Wacana)
(baca juga: DPPKKI Blora Pastikan Pemindahan Makam Samin ke Bojonegoro Hanya Wacana)
Makam Samin Surosentiko belum lama ini diketemukan di
Sawahlunto. Pemkab Bojonegoro Jatim mengkaji kemungkinan pemindahan makam itu
ke Bojonegoro meski kabupaten penghasil migas itu tidak memiliki ikatan batin
dengan Samin Surosentiko. Wacana itu direspon Pemkab Blora. Dinas Perhubungan
Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora menilai
pengkajian tersebut tak lebih hanya sekadar wacana belaka. (Abdul Muiz-SMNetwork | Jo-infoblora)
0 komentar:
Post a Comment